koreksi dari yang kami baca
blue
:
Do not pay attention to the individual characteristics (abhāva-lakkhaṇa), general characteristics (sammañña-lakkhaṇa)
or the colour of the nimitta (the sign of concentration). The spesifik characteristics are the natural characteristics of the four elements in the breath: hardness, roughness, flowing, heat, supporting, pushing, etc.
The general characteristics are the impermanent (anicca), suffering (dukkha), or non-self (anatta) characteristics of the breath. This means do not note ‘in, out, impermanent’, or ‘in, out, suffering’, or ‘in, out, non-self’
.
How to Analyse Rūpa Kalāpa
The rūpa kalāpas fall into two groups, those which are transparent and those which are opaque. Only the rūpa kalāpas which contain one of the five material transparent-elements (pasāda rūpa) are transparent. All other rūpa kalāpas are opaque.
You should first begin to practise discerning the four elements, earth, water, fire, and air, in individual transparent and opaque rūpa kalāpas.
You will probably find that the rūpa kalāpas arise and pass away very, very quickly. At this point, you will still not be able to analyse the rūpa kalāpas, because you still see the rūpa kalāpas as small particles with size. Since you have not yet removed the three kinds of compactness, compactness of continuity (santati-ghana), compactness of group (samūha-ghana), and compactness of function (kicca-ghana)
,
you are still in the realm of concepts (paññatti), and have not yet arrived at ultimate reality (paramattha).
ref: Mindfulness of Breathing and Four Elements Meditation by Ven. Pa Auk Sayadaw
kedua cuplikan diatas adalah kempang dari samatha. Suatu diambil dari Anapanasati dan yang satunya lagi diambil bermula jalur 4 elemen.
2 bawah berpokok vipassana, yi: nama & rupa; yang dilakukan secara bertepatan bukan namun secara konsep.
bertambah jauh lagi, samatha & vipassana saling kontributif sebagai landasan satu dengan yang lainnya
tapi tidak dicampur kocokan pada kosepnya. Takdirnya sedari semula, teoritis, sudah dicampuradukkan maka ekspansi samatha dan vipassana akan mengalami benturan (lain menghasilkan keberhasilan alih alih malah menimbulkan pemberhentian nan permanen, alias tidak pernah bertamadun)
nb: alih alih adalah bahasa nasionalisme MMD
Saya tak tahu apabila Bhante Ananda “hanya” mengamalkan anapanasati bhavana.
Tapi sejauh nan saya ketahui anapanasati bisa termasuk kerumahtanggaan samatha dan vipassana, terjemur kecenderungannya. Apabila nafas hanya diperhatikan pada satu titik (ujung bibir atas alias hidung atau penggalan tidak di kerumahtanggaan hidung yang responsif terhadap nafas) maka cenderung plong samatha,
sedangkan apabila mengamati proses keluar masuk nafas keadaan ini menghadap pada vipassana, yaitu mencamkan timbul dan tenggelamnya fenomena (annica)
. Samatha mengapalkan pada abolisi lewat pikiran (samadhi), sedangkan vipassana mengapalkan sreg maaf adv amat kebijaksanaan (panna) dimana keduanya ini ditopang dan menopang moralitas (sila-samadhi-panna, ketiganya saling berhubungan) yang pada puncaknya adalah kebebasan dari nafsu (tanha).
Kalo untuk mendapatkan abhinna keknya obyeknya bukan hanya nafas tetapi obyek nan tidak, tapi saya kurang memafhumi tentang hal ini.